tri dekorasi kliwonan

Kami TRI Dekorasi kliwonan disolo melayani jasa sewa tanaman hias. ,rental tanaman untuk kantor apartemenHotel.gedung di wilayah solo  dan mini garden,dekorasi pernikahan,dekorasi siraman dan dekorasi kamar penggantin.Dekorasi bunga untuk peresmian kantor.dekorasi untuk acara peresmian dan seminar dikota solo,dekorasi bunga untuk acara wisuda di solo silahkan menghubungi kami di no tlp kami 085841216585(mas budi) 081240994973    (Mas yuli)082136353410  (pak sri)Kami juga menyediakan berbagai tanaman hias untuk keperluan kantor,rumah maupun apartemen anda di kota solo. Kami siap membantu mewujudkan keindahan dan keasrian dengan tumbuhan hias sehingga hati dan pikiran menjadi segar dan fresh kami tidak memasang harga namun harga bisa menyesuaikan sesuai anggaran anda diwilayah kota solo dan sekitarnya.kami tri dekorasi kliwonan mengucapkan terima kasih atas kunjungan anda somoga hari anda menjadi lebih berkesanSilahkan kalau ma hunting ke green office tri dekorasi kliwonan04/07, JL. Raya  Kalioso-Simo km 0,8, 57378, Boyolali

Dekorasi solo

Dekorasi solo kalioso ok

Kamis, 01 Maret 2012

Jamkesmas belum tepat sasaran warga miskin

TIDAK TERDAFTAR - Widodo, 29 ( tengah ), warga RT 001/RW 006 Dukuh Pengkol Desa Ngasinan, Bulu, Sukoharjo, tidak terdaftar dalam data keluarga miskin 2012. Padahal untuk makan sehari-hari, Widodo yang kaki kirinya diamputasi dan ibunya yang lanjut usia, Rajiyem, 65, hanya mengandalkan jatah Raskin. (JIBI/SOLOPOS/Triyono) Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ungkapan itu barangkali tidak sepenuhnya salah untuk Rajiyem, 65, warga RT 001/RW 006 Dukuh Pengkol, Desa Ngasinan, Bulu, Sukoharjo. Tinggal berdua dengan anaknya, Widodo, 29, puluhan tahunkeluarga kecil ini harus hidup dengan lilitan kemiskinan.Tinggal di rumah berdinding anyaman bambu berlantaitanah, sehari-hari Rajiyemdan anaknya harus hidup dengan mengandalkan jatah beras untuk keluargamiskin (Raskin). Dua warga Ngasinan yang tinggal di ujung utara Dukuh Pengkol ini juga sering melewatkan malamdengan tidur hanya beralas selembar tikar.“Bagi kami yang penting sehat. Soal makan sehari-hari, ada lah. Kadang juga ada kiriman uang dari saudara yang merantau. Ya sak kelingane ,” ujar Widodo yang harus banyak berdiam diri di rumah setelah kaki kirinya diamputasi akibat sakit kaki gajah sejak 13 tahun silam. Dengan usianya yang lanjut, Rajiyem kini tidak sekuat dulu lagi. Namun untuk mencari penghasilan, saat musim tanam padi, perempuan yang telah menjanda dua tahun ini masih kerap menjadi buruh tani. Isteri mendiang Parwo Wiyono ini merasa beruntung karena di tengah keterbatasan, ia jarang sakit. Terlebih saat ini ketika dia dan anaknya tidak terdaftar sebagai keluargamiskin (Gakin) sehingga tidak termasuk sebagai penerima program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). “Sebelumnya punya (Jamkesmas), tidak tahu kalau sekarang sudah tidak terdaftar,” kata Widodo menambahkan. Nasib Suharni, 42, warga miskin lain di lingkungan RT 001/RW 006 Dukuh Pengkol, bahkan lebih tidak beruntung. Sebelum kehilangan suami awal Januari 2012 lalu, ibu tiga anak ini harus meninggalkan rumahnya yang tak bisa ditempati lagi sehingga harus menumpang di rumah iparnya satu tahun terakhir. “Mau bagaimana lagi. Jangankan memperbaiki rumah, pengobatan suami saja saya pontang-pantingsana sini. Sekarang kami menumpang saudara karena rumah tak bisa ditempati lagi,” ujarnya. Dengan berbagai cobaan yang dialami, Suharni kini seolah merasa seperti tak mempunyai kekuatan lagi.Di tengah situasi seperti itu, dia mengaku tidak habis pikir tidak terdaftar dalam data Gakin. Seperti pula diungkapkan Kadus II Desa Ngasinan, Yanto, seluruh warga miskin di Pengkol tidak ada yang tercantum dalam data Gakin terbaru 2012 hasil validasi tim independen. Akibatnya warga tidak mampu di dukuh setempat praktis tak bisa mengakses program bantuan bagi pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar