tri dekorasi kliwonan

Kami TRI Dekorasi kliwonan disolo melayani jasa sewa tanaman hias. ,rental tanaman untuk kantor apartemenHotel.gedung di wilayah solo  dan mini garden,dekorasi pernikahan,dekorasi siraman dan dekorasi kamar penggantin.Dekorasi bunga untuk peresmian kantor.dekorasi untuk acara peresmian dan seminar dikota solo,dekorasi bunga untuk acara wisuda di solo silahkan menghubungi kami di no tlp kami 085841216585(mas budi) 081240994973    (Mas yuli)082136353410  (pak sri)Kami juga menyediakan berbagai tanaman hias untuk keperluan kantor,rumah maupun apartemen anda di kota solo. Kami siap membantu mewujudkan keindahan dan keasrian dengan tumbuhan hias sehingga hati dan pikiran menjadi segar dan fresh kami tidak memasang harga namun harga bisa menyesuaikan sesuai anggaran anda diwilayah kota solo dan sekitarnya.kami tri dekorasi kliwonan mengucapkan terima kasih atas kunjungan anda somoga hari anda menjadi lebih berkesanSilahkan kalau ma hunting ke green office tri dekorasi kliwonan04/07, JL. Raya  Kalioso-Simo km 0,8, 57378, Boyolali

Dekorasi solo

Dekorasi solo kalioso ok

Rabu, 27 November 2013

Bisnis sukses jadilah bodoh

Bisnis Sukses: Jadilah Bodoh
Pintar vs Bodoh ala Bob Sadino
Terlalu Banyak Ide– Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin
telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan.
Sedangkan orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah
yang menjadi pilihan usahanya
Miskin Keberanian untuk memulai–Orang "bodoh" biasanya lebih berani
dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh" sering tidak
berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose.
Sebaliknya, orang "pintar" telalu banyak pertimbangan.
Telalu Pandai Menganalisis–Sebagian besar orang "pintar" sangat pintar
menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat
lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang
"bodoh" tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
Ingin Cepat Sukses–Orang "Pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal
dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat.
Sebaliknya, orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan
berliku sebelum mendapatkan hasil.
Tidak Berani Mimpi Besar– Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi
sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh" tidak perduli
dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan
sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi– Orang "Pintar" menganggap, untuk
berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang "Bodoh" berpikir,
dia pun bisa berbisnis.
Berpikir Negatif Sebelum Memulai– Orang "Pintar" yang hebat dalam
analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis,
karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan
orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera
berbisnis.
Maunya Dikerjakan Sendiri– Orang "Pintar" berpikir "aku pasti bisa
mengerjakan semuanya", sedangkan orang "bodoh" menganggap dirinya
punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan– Orang "Pintar" menganggap
sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan.
Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".
Tidak Fokus– Orang "Pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat
dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang "bodoh"
tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
Tidak Peduli Konsumen– Orang "Pintar" sering terlalu pede dengan
kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya
sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang "bodoh" ?. Dia tahu
konsumen seringkali lebih pintar darinya.
Abaikan Kualitas-Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas
karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan
kualitas keliru. Sednagnkan orang "pintar" sering mengabaikan
kualitas, karena sok tahu.
Tidak Tuntas– Orang "Pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke
bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang
"bodoh" mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
Tidak Tahu Pioritas– Orang "Pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan
dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas
terabaikan. Orang "Bodoh" ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang
akan dijadikan pioritas
Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas– Banyak orang "Bodoh" yang hanya
mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas,
menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang
"Pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,
Mencampuradukan Keuangan– Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku
bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
Mudah Menyerah– Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu
bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi
hambatan. Orang "Bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali
mengalahkan hambatan tersebut.
Melupakan Tuhan– Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih
payah diri sendiri, tanpa campur tangan "TUHAN". Mengingat TUHAN
adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah
horizontal.
Melupakan Keluarga– Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan
supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika
bisnis semakin meguras waktu dan tenaga
Berperilaku Buruk– Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang
akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi
membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya
sendiri

--
YULI NARYO
CAH SOLO

thanks

Beranilah untuk ber mimpi

Apa kesimpulannya? Beranilah untuk bermimpi, jangan takut, kemudian
berupayalah dengan keras untuk mewujudkannya. Dan yakinlah kita akan
berhasil, dengan catatan, tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Kita
adalah sesuai fikiran kita, kalau kita berfikir gagal, maka kita akan
gagal. Kalau kita berfikir berhasil maka kita akan berhasil. Teruslah
pelihara VISI dan KEYAKINAN kita, karena itulah sesungguhnya harta
yang paling berharga. Bukan otak bukan harta, tapi keyakinan di hati
yang membara terbakar cita-cita.
Man Jadda wa jada !


--
YULI NARYO
CAH SOLO

thanks

Hidup sebagai sebuah perjalanan

Hidup adalah seperti sebuah perjalanan, misalnya perjalanan dari Kuala
Lumpur menuju Bandung. Berbondong-bondong orang menuju tujuan yang
sama. Berbagai kendaraan digunakan, mulai dari perahu, kereta api
hingga pesawat udara. Akan tetapi ada yang berhenti di Johor, ada yang
berhenti di Singapura, ada yang berhenti di Jakarta, ada yang berhenti
di Afrika, bahkan ada yang berhenti di Kutub Utara, dan hanya sedikit
yang tiba di Bandung.
Berbagai pekerjaan mereka lakukan. Ada yang menjadi penyanyi dangdut
di Jakarta, ada yang menjadi pedagang nasi lemak atau uduk di Johor,
ada yang menjadi pedagang baju di Singapura, ada yang menjadi bintang
film di Kutub Utara. Bahkan ada yang menjelma menjadi seekor kambing,
ya… berubah jadi kambing sungguhan. Mereka semua mengira bahwa dirinya
sudah mencapai tujuan dan merasa puas dan bahagia, bahkan beranak
pinak di sana.
Ketika mereka semua ditanya: "Tuan siapa? Tuan dari mana? Tuan mau ke
mana?". Mereka semua saling memandang, tengok kiri tengok kanan,
bingung tidak bisa menjawab. Tidak tahu lagi dari mana asalnya. Tidak
tahu dirinya siapa. Tidak tahu dan lupa sebenarnya mau ke mana. Tidak
punya peta arah, tidak punya kompas. Wajah dan tubuhnya telah
bermutasi menyesuaikan diri, berubah menjadi kucing, menjadi kerbau,
menjadi tikus, menjadi cacing dalam perut manusia, dan lain-lain.
Kecerdasan Spiritual atau SQ adalah kemampuan kita untuk mengenal
kembali siapa kita, di mana kita dan mau ke mana kita. Sedangkan
Kecerdasan Emosional atau EQ adalah kemampuan untuk merasa sehingga
kita mampu menjadi penyanyi dan pemimpin. Kecerdasan Intelektual atau
IQ adalah kemampuan berfikir analitis, sehingga kita mampu menghitung
berapa harga baju di Bandung dan berapa ongkosnya. Tanpa Kecerdasan
Spiritual kita ibarat kambing yang pandai berhitung dan dan pandai
bernyanyi tapi sudah tidak tahu lagi siapa dirinya dan tidak tahu mau
ke mana dirinya… tidak tahu tujuan dan akhirnya mati sengsara…
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan,
Yang menjadikan manusia dari segumpal darah,
Bacalah Tuhanmu yang Maha Pemurah,
Yang Mengajar manusia dengan perantaraan kalam,
Mengajar manusia apa yang tidak diketahui…
(QS. Al-Alaq: 1-5)

--
YULI NARYO
CAH SOLO

thanks
Hidup adalah seperti sebuah perjalanan, misalnya perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Bandung. Berbondong-bondong orang menuju tujuan yang sama. Berbagai kendaraan digunakan, mulai dari perahu, kereta api hingga pesawat udara. Akan tetapi ada yang berhenti di Johor, ada yang berhenti di Singapura, ada yang berhenti di Jakarta, ada yang berhenti di Afrika, bahkan ada yang berhenti di Kutub Utara, dan hanya sedikit yang tiba di Bandung. Berbagai pekerjaan mereka lakukan. Ada yang menjadi penyanyi dangdut di Jakarta, ada yang menjadi pedagang nasi lemak atau uduk di Johor, ada yang menjadi pedagang baju di Singapura, ada yang menjadi bintang film di Kutub Utara. Bahkan ada yang menjelma menjadi seekor kambing, ya… berubah jadi kambing sungguhan. Mereka semua mengira bahwa dirinya sudah mencapai tujuan dan merasa puas dan bahagia, bahkan beranak pinak di sana. Ketika mereka semua ditanya: “Tuan siapa? Tuan dari mana? Tuan mau ke mana?”. Mereka semua saling memandang, tengok kiri tengok kanan, bingung tidak bisa menjawab. Tidak tahu lagi dari mana asalnya. Tidak tahu dirinya siapa. Tidak tahu dan lupa sebenarnya mau ke mana. Tidak punya peta arah, tidak punya kompas. Wajah dan tubuhnya telah bermutasi menyesuaikan diri, berubah menjadi kucing, menjadi kerbau, menjadi tikus, menjadi cacing dalam perut manusia, dan lain-lain. Kecerdasan Spiritual atau SQ adalah kemampuan kita untuk mengenal kembali siapa kita, di mana kita dan mau ke mana kita. Sedangkan Kecerdasan Emosional atau EQ adalah kemampuan untuk merasa sehingga kita mampu menjadi penyanyi dan pemimpin. Kecerdasan Intelektual atau IQ adalah kemampuan berfikir analitis, sehingga kita mampu menghitung berapa harga baju di Bandung dan berapa ongkosnya. Tanpa Kecerdasan Spiritual kita ibarat kambing yang pandai berhitung dan dan pandai bernyanyi tapi sudah tidak tahu lagi siapa dirinya dan tidak tahu mau ke mana dirinya… tidak tahu tujuan dan akhirnya mati sengsara… “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Yang menjadikan manusia dari segumpal darah, Bacalah Tuhanmu yang Maha Pemurah, Yang Mengajar manusia dengan perantaraan kalam, Mengajar manusia apa yang tidak diketahui… (QS. Al-Alaq: 1-5)